Mimpi, cita, angan, khayalan coretan-coretan kecilku

Sabtu, 19 Mei 2012

Rela



Kini kau pergi
Pergi membawa seribu kenangan
Pergi meninggalkan seribu kenangan
Pergi meninggalkan diriku yang rapuh ini
Pergi meninggalkan indahnya cinta yang tak ingin kuakhiri ini

Apakah kau mengerti
Betapa sakitnya aku
Betapa perihnya hatiku
Betapa diri ini sangat menginginkan dirimu

Apakah kau sadar,
Sakitnya aku, sakitnya jiwaku
Perihnya hatiku
Yang kau tinggalkan

Mungkin kau tidak menyadarinya
Mungkin disana kau tak peduli
Tak peduli atas keadaanku begini
Itu terserah padamu

Tuhan tau apa yang terbaik untukku
Tuhan tau apa yang membuatku bahagia
Mungkin kau bukan tercipta untukku
Mungkin kau bukan yang terbaik untukku
Suatu saat nanti pasti akan nada pangeran hati yang lebih darimu

Meski sakit, meski perih, meski rapuh
Aku rela kau pergi




Pergi



Inginku, kau disampingku selamanya
Harapku, kau temani aku, dikala sedih maupun senang
Tapi tak akan pernah terjadi
Kau, akan pergi jauh dari hidupku
Pergi meninggalkanku
Disaat rasaku mulai tumbuh
Disaat ku butuhkanmu untuk berada di sampingku
Disaat ku lemah tanpamu

Mungkin ini ‘Takdir Illahi’
Takdir yang tidak menginginkan kita bersama
Mungkin ini yang ‘Tuhan’ inginkan
Tuhan tidak menginginkan kita bersama

Mungkin disana kau akan temukan belahan jiwamu
Aku turut bahagia untukmu
Aku turut gembira atas kebahagiaanmu
Dari jauh

Aku hanya ingin semoga kau baik disana
Semoga kau masih mengingatku disana
Semoga kau masih menyayangiku disana

Kalau suatu saat nanti takdir mempertemukan kita bersama
Mungkin Tuhan masih memperkenankan kita bersama lagi
Tapi
Kalau mungkin kita tidak dipertemukan kembali
Aku harap kau akan mendapatkan kebahagiaanmu disana tanpa aku

Terima kasih atas semuanya
Atas makna kasih sayang yang telah kau ajarkan padaku
Atas arti getaran cinta yang kurasakan karenamu
Dan juga kenangan indah yang kita bangun berdua selama ini

Perlu kau ingat
Sayangku tak terbagi ruang
Cintaku tak terhitung jarak
Dan Kasihku tak akan lekang oleh waktu


Puisi Terakhir Soe-Hoe-Gie

Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah.
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza.
Tapi, aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku.
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang
manis di lembah Mendalawangi.

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang.
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra.
Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku.
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya.
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu.

Mari sini, sayangku.
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku.
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.
Kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa.

PESAN (Soe-Hoe-Gie)

Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran
Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi
Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?
Dikutip dari buku : Soe-Hoe-Gie Sekali Lagi

MANDALAWANGI – PANGRANGO (Soe-Hoe-Gie)

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang2mu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku
aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua
“hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya “tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
‘terimalah dan hadapilah
dan antara ransel2 kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 jurangmu
aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup

SEBUAH TANYA ( Soe-Hoe-Gie)

“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”
(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”


Dikutip dari buku : "Soe-Hoe-Gie Sekali Lagi

Selasa, 15 Mei 2012

Dusta


Sakit, Sakit bagikan tertusuk perisai tajam
Perih, perih bagaikan teriris pisau tajam
Ketika kau lakukan ini padaku
Kau tinggalkanku sendiri
Kau ingkari janji yang kau buat sendiri
Telah kau hancurkan ikatan ini dengan sebongkah dusta
Sebongkah dusta yang mengotori ikatan indah
Yang telah kita rajut bersama

Kau adalah makhlik terkejam yang pernah kukenal
Kau adalah makhluk terkeji yang pernah kulihat
Kau sakitiku tanpa kau tahu betapa rapuhnya aku

Aku tak rapuh karena kau tinggalkan
Kau anggap ku angin lalu
Kau tak anggap ku ada
Tak ada jujur diantara kita
Itu yang membuatku rapuh
Meski kau telah lakukan ini padaku
Sayangku tak akan lekang oleh waktu
Cintaku tak terhitung waktu
Selamanya akan tetap begini
Kau tetap ada di secuil hatiku
Pergi
Inginku Kau disampingku selamanya
Tapi tak akan mungkin bisa terjadi
Kau akan pergi, pergi jauh meninggalkanku dalam kesendirian
Disaat rasaku mulai tumbuh
Disaat kubutuhkanmu
Disaat kulemah tanpamu

Mungkin ini memang takdir kita yang tak akan bisa bersama
Mungkin ini yang Tuhan minta
Tuhan tidak memperkenankan kita bersama

Mungkin kau disana akan mendapatkan seseorang pendamping yang lebih dariku
Aku hanya bisa tersenyum dari jauh
Melihatmu bahagia disana, dengan pilihan barumu
Aku disini hanya bisa berdoa
Semoga kau baik disana
Semoga kau masih mengingatku disana
Semoga kau masih menyayangiku meski kita jauh

Kalau mungkin suatu saat nanti, kita dipertemukan kembali, akan kupeluk erat dirimu,
tapi mungkin itu hanya khayalan semata

Terima kasih kuucapkan
Kau telah mengajarkanku arti kasih sayang
Kau telah memberiku arti cinta terindah
Dan kau telah memberiku seuntai kenangan indah abadi dalam hatiku

Sayangku tak terhitung jarak
Cintaku tak terpisah ruang dan waktu