Mimpi, cita, angan, khayalan coretan-coretan kecilku

Rabu, 13 Maret 2013

Cinta Tak Terhitung Waktu (Cerpen)


 Seperti biasa, hari itu sekitar pukul 6 pagi jam wekerku telah berbunyi dan hari itu aku telah kesiangan karena salah mengeset jam weker kupu-kupu berwarna pink milikku yang harusnya kuSet jam 5 pagi keliru menjadi jam 6 pagi. Aku pun segera melesat cepat dengan terburu-buru ke kamar mandi. Sekitar pukul 6.15 pagi, aku telah siap meluncur  pergi berangkat sekolah dan  sebelumnya telah kusempatkan untuk membuka handphone nokiaku sebentar, dan ternyata telah ada beberapa pesan yang salah satunya kubuka dari seseorang yang dikontakku kusimpan dengan nama ‘Kakakku sayang’  yang isinya
‘Dek kakak tunggu kamu di taman waktu istirahat ya, kakak tunggu hlo sayang, jangan lupa.’
Dan aku me‘reply’nya ‘iya kakak’

Seseorang yang mengirimiku pesan itu bukan kakakku, dia teman sesekolahku dan tetangga kelas sebelah. “hlo tapi kok manggilnya kakak sih ? atau mungkin pacar kamu ya ? Kok panggilnya sayang”      Mungkin itu ya pertanyaan kamu semua, jangan salah dia bukan kakakku dan dia bukan pacar aku, ya kalau boleh dibilang sih, aku sama dia seperti HTS.an alias hubungan tanpa status, sudah kutunggu dia berbulan-bulan sejak kami berdua dekat, tapi dia tak kunjung menyatakan cinta juga , ya mungkin dia tau kalau aku sendiri masih belum boleh pacaran sih sama orang tuaku, alasannya sih klise, karena aku masih belum cukup umur, aku masih belum waktunya lah, aku masih belum dewasa lah, ya mungkin bagi anak-anak seusiaku sekarang udah pernah ngerasain yag namanya pacaran, tapi aku belum pernah sama sekali, ya cukup miris sih, tapi ya itu jalanku.

          Aku pun segera keluar dari kamarku dan pamit ke orang tuaku untuk berangkat sekolah.
          “Ma, Pa Dina berangkat sekolah dulu ya,” pamitku pada mamaku
          “Hlo kok gak sarapan nak ? Sarapan dulu gih”  Mama menasihatiku.
          “enggak deh ma, aku keburu telat nih.” Jawabku sambil salim ke kedua orang tuaku.
          “Selalu begini tiap hari kamu itu nak, nak, gimana mau berisi, kalau tiap hari gak pernah sarapan gini,” kata mamaku yang agak bosen dengan tingkahku yang selalu tidak menyempatkan sarapan,
          Iya sih memang badanku memang kurus , tapi jangan salah tinggiku semampai hlo, 165 cm kira-kira waktu kuukur bulan kemarin.
          Segera kunyalakan motor matic biruku dan kulaju dengan kecepatan yang tinggi sekitar 60 km/jam, aku gak mau sampai aku terlambat , jam pertama ini adalah pelajaran Bapak Bondan, Guru Bahasa Indonesia yang terkenal kejam dan killer. Kalau sampai  terlambat bisa mati aku, kena hukuman bersihin WC lagi deh, aku sih udah pernah kena hukuman itu, dan kapok deh, cukup kali itu aja, gak mau lagi aku, udah kapok. Tak terasa 15 menit berlalu, dan aku udah nyampe depan gerbang sekolah, hmm... syukur deh ternyata aku belum terlambat ketika aku sampai di sekolah. Tapi Bapak Kepala Sekolah telah menyuruhku cepat berlari karena 5 menit lagi akan bel, sampai  depan kelas dan disana telah mennggu teman-temanku, dan kusapa mereka.
          “Hai Guys” Sapaku pada teman-teman
          “Loe tuh din, telat aja kerjaan loe, kapan sih loe dateng pagian dikit gitu,” Protes Zeze
          “Iyah, iya zeze cantik, gue dateng pagian kok besok”, Jawabku.
          “ya, semoga aja loe berubah,” Kata Rimbi menambahkan.
          “iya, sahabat-sahabatku tersayang,” kataku
          Tettt...Tetttt....Tetttt.... Ternyata bel telah berbunyi dan memutus pembicaraan kami. Hari ini pelajaran , pelajaran Bahasa Indonesia yang menyenangkan,  sehingga tak terasa bel istirahat telah berbunyi, dan murid IPA-D berebut keluar kelas untuk segera pergi ke kantin,
          Aku dengan sahabat-sahabatku sih memilih nunggu sepi sampai mereka selesai keluar semua. Dan kami pun berhasil keluar meskipun sedikit lama banget kami menunggu.
          Ternyata Arya “Kakakku” sudah menungguku diluar kelas.
          “Dek, kakak disini.” Sapa “Kakakku” sambil melambaikan tangan padaku.
          Aku pun segera menghampirinya.
          “Kak, kakak udah menunggu lama di luar kah ? maafin dedek ya, dedek tadi keluarnya lama banget soalnya.” Aku meminta maaf pada kakakku itu.
          “Iya, gak papa kok sayang, sayang kakak mau ngomong sesuatu sama kamu.” Kakakku menjawab
          “Iya, ngomong aja kak,”
          “Dek, kakak mau pindah ke Singapore, kakak mau belajar disana”.  Arya menjelaskan maksudnya.
          “Kakak bercanda ya, jangan bercanda dong,” Jawabku.
          “Enggak dek, kakak gak bercanda, kakak serius,” Jawabnya dengan raut muka serius.
          “Kakak jahat,” Jawabku dengan mukaku yang memerah, hampir menangis dan aku pun meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.
          “dek, maafin kakak,” Raut maafnya sambil mengejarku dan aku pun gak menjawab sepatah katapun.
                   Aku benar-benar terluka ketika dia bilang begitu kepadaku, dia akan pergi disaat kumulai menyukainya, disaat kumulai mencintainya dan disaat kumulai menyayanginya.  
          Pada saat istirahat, dimana hatiku sedang kalut dan tidak karuan, tiba-tiba Arya ingin menemuiku. Aku pun pergi menghindarinya. Dan Arya terus mengerjarku dan akhirnya aku tertangkap.
          “Dek, kakak minta maaf atas yang tadi, kakak gak tau kalau misalnya jadinya akan begini, kakak gak akan pergi kok, kakak akan tetep disini temenin dedek, kakak akan ada disamping adekku sayang ini,” Katanya sambil memelukku dan ia mengeluarkan setangkai bunga mawar putih, bunga kesukaanku, dari belakang.
          “Sebagai tanda maaf kakak, kakak mau kamu terima bunga ini,” Katanya sambil menyerahkan bunga indah ini padaku.
          “Kakak, maafin aku ya kak, aku gak bermaksud bikin kakak sedih, aku juga gak mau  bikin kakak bingung, aku cuma sedikit shok aja, tapi aku dukung kok niatan kakak untuk belajar ke Singapore,” Tambahku sambil memegang erat tangannya.
          “Enggak jadi dek, kakak udah mutusin kalau kakak akan tetep nglanjutin sekolah disini, disamping kamu dek, ya mungkin kakak pindah ke Singaporenya waktu kuliah,” Jawabnya sambil memelukku lebih erat.
          Dan tiba-tiba dari hidungnya mengalir darah segar, sepertinya dia tidak enak badan .
          “Kakak, di hidung kakak keluar darah , kakak kenapa ? kakak gak enak badan ya ?” Kataku sambil mengusap darah yang keluar dengan sapu tangan berwarna pink yang kubawa dari rumah.
          “Kakak gak papa sayang, mungkin hanya kecapekan aja kok,” Jawabnya sambil memegang tanganku dan meraih sapu tangan yang ada di hidungnya dari tanganku.
          “Makasih ya dek , kamu cantik banget hari ini , kakak sayang kamu, maafin kakak , kalau pada akhirnya nanti kakak gak bisa jaga kamu,” Katanya sambil mencium keningku. Dan memelukku erat
          Tettt... Tettt...Tettt, bel pun berbunyi dan diapun melepaskan pelukannya dariku. Dan aku pun kembali ke kelasku dan dia kembali kekelasnya.
****

  Aku sangat kecewa, sangat kecewa padanya, ternyata dibelakangku dia telah memiliki seorang kekasih baru yakni Dwina, siswa yang sekelas dengannya,kukira dia memang serius kepadaku, tapi ternyata dia hanya  PHP. Yang aku kira Dwina itu sahabat terbaik Arya, ternyata slogan ‘Sahabat Jadi Cinta’ itu memang benar-benar nyata, sebenarnya aku kecewa, tapi aku siapa Arya, aku juga gak berhak marah sama Arya, aku  cuma adek jadi-jadiannya seorang Arya, dan inilah resiko HTS yang harus kujalani.
          Setelah berminggu-minggu aku tak bertegur sapa kepada Arya, aku dicegat oleh seorang Arya, ternyata ia meminta izin dan meminta maaf padaku karena ia telah memiliki kekasih baru, aku pun juga tak mengerti mengapa ia harus meminta izin padaku karena ia mempunyai belahan jiwa lainnya.
          “Dek,” Sapa Arya padaku dan aku hanya tersenyum melihatnya dan segera pergi, tetapi sayang, tanganku dipegangnya dengan erat sehingga aku tidak bisa kemana-mana
          “Udahlah kak, lepasin ngapain sih pegang-pegang tanganku, aku gak mau kalau sampai Dwina liat, nanti Dwina malah salah paham padaku, ayolah kak lepasin tangan kakak,” Aku memohon, tapi tak direspon oleh kakakku itu. Tapi anehnya disitu, Dwina melihat tanganku dipegang oleh kakakku itu tetapi ia tak merespon, malah terkesan cuek dan seperti tak ada hubungan spesial antara ia dan kakakku itu, tapi mungkin juga Dwina tau kalau aku dan kakakku itu tak hanya sebatas kakak adek saja.
          “Gak, kakak gak akan lepasin genggaman ini sebelum kamu dengerin kakak,” Jawabnya dengan tak melepaskan genggamannya.
          “iya, iya, aku akan dengerin, tapi kakak lepasin dong tangan kakak ini,” Kataku kepadanya sedikit membentaknya. Dan diapun akhirnya melepaskan genggamannya.
          “Dek, kamu berubah ya, dedek  juga tumben banget bentak kakak kayak tadi, kakak gak tau kamu kenapa dek, tapi kakak mohon kamu jangan kayak gitu lagi dong, kakak merasa kehilangan adek kakak yang pengertian,” Kelakar Arya dengan serius.
          “Oh, gitu ya sekarang, kakak nyalahin aku terus, Mau kakak apaan sih sekarang, kakak mau deket dengan aku terus tapi kakak sendiri daridulu tidak pernah menyatakan cinta padaku, sekarangpun kakak udah punya Dwina, maunya apa, trus aku gak boleh bentak kakak, tapi kakak itu bener-bener udah sangat keterlaluan banget, di depan Dwina, kakak pegang tangan aku, kakak anggep aku apaan sih sebenernya ? Ayo jawab, kakak anggep aku adeknya kakak atau kakak itu anggep aku fans konyol kakak yang selalu kejar-kejar kakak, yang selalu kakak bikin sakit hati, asal kakak tau ya, aku juga punya hati kak, dan hatiku bukan terbuat dari besi yang gak akan rapuh,”Jelasku dengan sedikit meledak-ledak pada Arya.
          “Kamu kenapa dek, pliss jawab ke kakak, kakak gak pernah kepengen nyakitin hati kamu, tapi kalau kamu merasa kakak nyakitin hati kamu, kakak minta maaf dek, tapi kakak mohon kamu tetep ada di deket kakak, kakak juga punya alasan kenapa kakak tidak menyatakan cinta padamu ,” Jawab Arya sambil melihatku dengan serius.
          “Alasan apa , buat apa juga aku ada di deket kakak kalau aku terus dibuat sakit hati kayak begini, asal kakak tau aku udah cukup sakit atas semua ini, udah deh, kakak udah punyaDwina, jadi jauhin aku, gak usah hubungi aku lagi, karena kakak juga udah gak peduli lagi sama aku,” Kataku seraya meninggalkannya sendirian.
                                                         ****

Keesokan harinya, bukannya malah dia meminta maaf padaku, Arya malah membuat berita palsu tentangku yang membuatku makin naik pitam karena berita itu, Arya mengatakan kepada mereka bahwa aku yang mengejar-ngejar Arya. Aku makin benci padanya dan akupun tidak pernah lagi menyapanya setelah itu. Aku begitu benci, benci, benci padanya. Dan ketika aku pergi ke kantin bersama teman-temanku, aku sendiri tau dari Nistya, temen sekelas Dwina yang juga dekat denganku.
          “Din,kata Arya kamu yang kejar-kejar Arya ya, masak sih, aku masih ndak percaya,” Kata Nistya yang saat itu bertemu denganku saat di kantin
          “Ihh, kata siapa aku ngejar-ngejar Arya, aku gak pernah nembak Arya, aku juga ndak pernah deketin cowok siapapun kecuali dia yang deketin aku,” Jelasku dengan meledak-ledak.
          “Iya iya, tapi jangan marahnya ke aku gitu donk, aku kand Cuma nyampein informasi aja,” Protes Nistya
          “Iya, ya nis, aku Cuma kaget aja denger berita murahan kayak gitu, maaf ya,” Kataku pada Nistya.
          “Iya Din, gue ngerti kok,” Katanya.
****
          Keesokan harinya, kutengok ke kelas sebelah ternyata Arya tak ada dikelasnya, tapi untuk apa aku harus tahu keadaan seseorang yang telah menyakitiku. Aku mencoba meghilangkan bayangnya dari pikiranku, tapi betapa sulitnya aku mencoba, aku tetap tidak bisa menghilangkan bayangnya dalam pikiranku. Dan pada malam itu aku pergi ke teras, untuk melihat bintang yang gemerlapan indah pada malam itu.
          “Indah banget bintang malam ini,” Kataku sambil tiduran di tempat duduk di taman loteng rumahku,”
          “Bintang, kuingat saat pertama kali aku melihatmu dengan Arya dulu , dan pada saat dia lihat bintang jatuh kudengar permohonannya adalah supaya dia tidak kehilangan cintaku,  bintang akankah prmohonan itu terwujud , bintang sampaikan padanya aku menyayanginya , mencintainya bintang , dan aku ingin bintang sampaikan padanya kalau aku ingin kembali seperti dulu lagi , bintang tolong sampaikan rinduku padanya,  aku merindukannya Bintang,” Kataku yang sedikit gila, gila karena merindukan Arya yang biasanya ada disampingku.
          Dan handphone ku pun berdering, tanda ada telepon yang masuk dan kulihat ternyata ada nomor tak dikenal, dan kuangkat.
          “Ini Dina ya ?” Sapa nomor tak kukenal itu.
          “Iya, ini siapa ya ?” Jawabku
          “Din, tolong din, Arya sedang kritis di ruang ICU rumah sakit Bhakti, tolong kamu kesini sekarang, pliss dia butuh kamu din, dia terus panggil-panggil nama kamu din,” Katanya
          “Ini siapa ya ?” Jawabku
          “Gue Dwina din, tolong dia din, dia butuh loe disisinya,” Katanya
          “iya,iya aku akan segera kesana,”
                                                          ****
        
Tess...tesss... tesss, tak terasa air mataku mulai tumpah dan segera kuberlari berangkat menuju rumah sakit Bhakti, berlari dan berteriak,
          “Kakak, tolong bertahan kak, aku merindukanmu kak, kakak pliss, aku ikhlas kakak sama Dwina, tapi asalkan kakak sembuh,” Air mataku tak bisa berhenti mengalir.
            Akupun sampai di lobi rumah sakit, dan aku segera mencari ruangan Arya, dan kudapati ruangannya berada di ICU, disana kulihat dari jendela, kepalanya yang botak dan disekelilingnya ada alat bantu pernafasan yang dipasang ditubuhnya. Seketika tubuhku lunglai tak berdaya dan akupun terjatuh dan tiba-tiba ada seorang yang menolongku, dan kulihat ke belakang untuk melihat orang itu, ternyata Dwina.
          “Ya begitulah keadaannya din, sejak kemarin di terus memanggil namamu.” Kata Dwina.
          “Dia kenapa win, dia kenapa, kenapa kamu tak pernah cerita dan mengatakan ini padaku, dia juga udah bikin aku marah dengan menyebarkan berita palsu tentang aku, aku yang ngejar-ngejar dia,” Kataku pada Dwina sambil terus menangis.
          “Bukan maksudku Din, tapi Arya yang meminta, dia tak ingin melihatmu menangis dan bersedih karenanya, dia juga sampai membatalkan pengobatannya ke Singapor e karena gak mau ngeliat loe nangis kayak gini, dia juga berpura-pura jadian sama gue karena dia gak pengen ngeliat loe nangis kayak gini, waktu semua ini terjadi, dan dia juga sampai pengen membuatmu membencinya dengan bekerja sama dengan gue, Nistya, dan teman-teman sekelas gue yang tau kalau Arya sakit parah, yaitu membuat  berita palsu itu, itu supaya kamu tidak menangis dan bersedih karena dia, dan tepat ketika loe marah-marah karena berita bohong itu , tiba-tiba penyakit Arya ini langsung kambuh , sebenernya sih gue gak boleh cerita dan bilang ke loe tentang keadaan Arya saat ini , tapi gue gak tega liat sahabat terbaik gue terkapar tak berdaya sambil manggil-manggil nama loe , akhirnya mau gak mau gue harus cerita yang sebenernya ke loe,” Jelas Dwina
          “Dia sakit apa win,”
          “Selama ini dia punya penyakit Kanker Paru-paru, tapi dia tidak bercerita pada siapapun termasuk loe, karena dia gak mau liat loe nangis dan sedih karena dia,” Jelas Dwina sambil membekapku yang sedang menangis hebat.
          “Jadi selama ini dia masih sama seperti dulu, aku tlah salah mengiranya berubah,” Jawabku sambil ku berlari menuju kamar inap Arya.
“Arya... Kakakku,” Teriakku.
          Di dalam kamar Arya aku berusaha tegar, aku berusaha menghilangkan lapisan kristal yang masih ada di pipiku, aku berusaha tersenyum meskipun aku tak kuat menahan lapisan kristal ini, dan beberapa tetes kristal ini menetes karena tak kuat kutahan.
          “Kakak, ini dedek kak, kakak bangun donk, kakak, dedek selalu kesepian kalau gak ada kakak, kakak yang selalu mewarnai hidupku kak, kakak juga yang selalu mengenalkanku pada sebuah rasa, rasa yang membuatku selalu bahagia, dan rasa yang membuat aku menangis saat ini kak, CINTA, kakak mengenalkanku pada rasa CINTA, meskipun kita gak ada hubungan apa-apa, tapi rasa itu tetap tumbuh kak, meskipun kakak udah berusaha untuk membuatku membenci kakak, tapi hati kecilku tak akan pernah membenci kakak, kakakku tercinta,” Kataku sambil menyandarkan kepalaku pada kasur yang sedikit tersisa di tempat tidurnya dan tanganku yang memegang tangannya erat hingga akupun kecapekan dan tertidur di sampingnya.
          Tiba-tiba aku terbangun karena kurasakan gerakan pada ruang kosong  jemariku yang telah terisi oleh jemari Arya.
          “Dek, dedek disini kan,” Kata Arya sambil tersendat sambil melihatku
          “Iya kak, dedek disini,” Jawabku sambil memegang tangannya.
          “Dek, kakak minta maaf ya kalau kakak punya salah sama dek, kakak cinta kamu, kakak sayang kamu dek,” Katanya
          “Iya kak, aku juga sayang kakak, aku juga cinta kakak,” Kataku pada Arya dengan kuberikan senyum terindahku.
          “Dek, dedek mau gak  jadi pendamping hati kakak, maaf baru kali ini kakak bisa menyatakan perasaan kakak padmu ,”
          Aku mengangguk tanda setuju, dan inilah yang selama ini kutunggu-tunggu , yakni pernyataan cinta darinya.
          “Iya kak, aku mau, mau jadi pendamping hati kakak selamanya, tapi kakak harus sembuh ya ,” Jawabku sambil memeluknya.
          “Dek, maaf  kakak mau pergi ya, dedek baik-baik di sini ya, karena  kakak pacar pertama dedek, kakak minta maaf karena kakak belum bisa bahagiain dedek lebih dari ini, kakak titip cinta kakak ya sayang, jaga baik-baik ya, kakak juga sudah rindu banget sama Tuhan,kakak juga minta tolong jaga orang tua kakak juga ya,” Kata Arya
          “Enggak kakak, kakak gak boleh pergi, aku masih pengen bahagia sama kakak, kakak pliss jangan pergi kak,” Jawabku yang menangis untuk kesekian kalinya.
          “Jaga diri kamu baik-baik ya dek, kakak pamit, Assalamualaikum,  Ashaduallailahaillalah,” Kata terakhir Arya sebelum ia tertidur untuk selama-lamanya.
          “Kakak, kakak bangun kak, kakak jangan tinggalin aku kak, kakak, kakak, kakak, kakak, kakak,” Tangisku meraung-raung dan orangtua Arya pun memelukku dan memberiku sebuah surat terakhir dari Arya.

Surat terakhir Arya

Senyummu adalah hidupku
Bahagiamu adalah nyawaku
Semangatmu, semangatku juga

Mati untukmu adalah kebahagiaan,
Hidup tanpa senyummu adalah siksaan
                                      Mencintaimu adalah anugerah bagiku
Menyayangimu adalah kejaiban untukku
Bersamamu adalah hal terindah dalam hidupku
Terima kasih telah memberikan cahaya dalam kehidupanku


From: Kakak
For : Dedek
       
For : Dedek
            Diapun tertidur pulas untuk selama-lamanya dan aku tetap disana menangis dan memeluk raganya yang telah kehilangan nyawanya. Dihari terakhir itu aku mengenakan pakaian hitam kelabu untuk mengenangnya dan menyambutnya untuk kembali ke dunia dimana ia dilahirkan. Di tempat yang menjadi rumah barunya yang berhiaskan bunga kamboja itu, Aku tak mau terlihat menangis , aku ingin mengenangnya dengan senyumanku meski hatiku tak kuasa menahan tangis kesedihan. Di sebelah pohon Kamboja, aku melihat bayangannya begitu tampan mengenakan pakaian jas putih bersinar, dan kudengar dia berkata, “Kakak menyayangimu dan kakak mencintaimu sayang, Tuhan menjadi saksi bahwa aku selalu di hatimu dan bintang jadi bukti kesejatian cinta kakak padamu sayang, sampai jumpa di keabadian nanti sayang,” dan dalam hatiku aku menjawab bisikan itu , “Aku juga sangat mencintai dan menyayangimu kak , kakak baik-baik disana ya , aku mencintaimu , I Love You, dan tunggu aku di keabadian kelak, aku kan menyusulmu,”  . Tetapi itu hanya bayangan dan ilusiku, dan ketika kusadar, dia telah pergi dari hidupku, selamanya.
            Tetapi dalam hatiku, tetap tersimpan namanya dalam sebuah bingkai kecil dalam hatiku, dan hatiku tetap berkata, “I Love You Kakak, I will Love you forever.” Kakak akan selalu terkenang dalam hidupku dan kakak akan selalu mengisi ruang hatiku selamanya


Rabu, 13 Juni 2012

Kesedihanku (Sammy Simorangkir)


Sepinya hari yang kulewati
Tanpa ada dirimu menemani
Sunyi kurasa
Dalam hidupku
Tak mampu aku untuk melangkah
Masihku ingat indah senyummu
Yang selalu membuatku mengenangmu
Terbawa aku dalam sedihku
Tak sadar kini kau tak disini

Reff :
Engkau masih yang terindah
Indah di dalam hatiku
Mengapa kisah kita berakhir yang seperti ini

Hanya kini yang kurasa
Menangispun ku tak mampu
Hanya sisa kenangan yang terindah
Dan kesedihanku


Asik nih lagunya, buat yang galau juga cocok, tapi aku saranin cepet move on ya,

Butiran Debu (Rumor)


Namaku cinta ketika kita bersama
Berbagi rasa untuk selamanya
Namaku cinta ketika kita bersama
Berbagi rasa sepanjang usia

Hingga tiba saatnya aku pun melihat
Cintaku yang khianat, cintaku berkhianat
Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu
Namaku cinta ketika kita bersama
Berbagi rasa untuk selamanya
Namaku cinta ketika kita bersama
Berbagi rasa sepanjang usia
Hingga tiba saatnya aku pun melihat
Cintaku yang khianat, cintaku berkhianat ooh
Menepi menepilah menjauh
Semua yang terjadi di antara kita ooh
Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu
(aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan) dalam luka dalam
Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu, aku tanpamu butiran debu
Aku tanpamu butiran debu, aku tanpamu butiran debu



Yang galau yang galau yang galau, jangan galau terus donk, masih banyak kok yang lebih baik dari si dia, sipp, move on yah.. :p

Sabtu, 19 Mei 2012

Rela



Kini kau pergi
Pergi membawa seribu kenangan
Pergi meninggalkan seribu kenangan
Pergi meninggalkan diriku yang rapuh ini
Pergi meninggalkan indahnya cinta yang tak ingin kuakhiri ini

Apakah kau mengerti
Betapa sakitnya aku
Betapa perihnya hatiku
Betapa diri ini sangat menginginkan dirimu

Apakah kau sadar,
Sakitnya aku, sakitnya jiwaku
Perihnya hatiku
Yang kau tinggalkan

Mungkin kau tidak menyadarinya
Mungkin disana kau tak peduli
Tak peduli atas keadaanku begini
Itu terserah padamu

Tuhan tau apa yang terbaik untukku
Tuhan tau apa yang membuatku bahagia
Mungkin kau bukan tercipta untukku
Mungkin kau bukan yang terbaik untukku
Suatu saat nanti pasti akan nada pangeran hati yang lebih darimu

Meski sakit, meski perih, meski rapuh
Aku rela kau pergi




Pergi



Inginku, kau disampingku selamanya
Harapku, kau temani aku, dikala sedih maupun senang
Tapi tak akan pernah terjadi
Kau, akan pergi jauh dari hidupku
Pergi meninggalkanku
Disaat rasaku mulai tumbuh
Disaat ku butuhkanmu untuk berada di sampingku
Disaat ku lemah tanpamu

Mungkin ini ‘Takdir Illahi’
Takdir yang tidak menginginkan kita bersama
Mungkin ini yang ‘Tuhan’ inginkan
Tuhan tidak menginginkan kita bersama

Mungkin disana kau akan temukan belahan jiwamu
Aku turut bahagia untukmu
Aku turut gembira atas kebahagiaanmu
Dari jauh

Aku hanya ingin semoga kau baik disana
Semoga kau masih mengingatku disana
Semoga kau masih menyayangiku disana

Kalau suatu saat nanti takdir mempertemukan kita bersama
Mungkin Tuhan masih memperkenankan kita bersama lagi
Tapi
Kalau mungkin kita tidak dipertemukan kembali
Aku harap kau akan mendapatkan kebahagiaanmu disana tanpa aku

Terima kasih atas semuanya
Atas makna kasih sayang yang telah kau ajarkan padaku
Atas arti getaran cinta yang kurasakan karenamu
Dan juga kenangan indah yang kita bangun berdua selama ini

Perlu kau ingat
Sayangku tak terbagi ruang
Cintaku tak terhitung jarak
Dan Kasihku tak akan lekang oleh waktu